Monday 7 April 2014



PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA



 

OLEH :

I WAYAN AGUS PERMADI
(0947)
MADE MANIK SUGIARTA
(0956)



PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2012



KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul ” Perkembangan Bakat Anak dan Cara Pengukurannya” yang disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. Made Legawa M.Si selaku pembimbing materi makalah ini.
  2. Kepada anggota kelompok yang telah banyak memberikan masukan sehingga tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya
  3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan masukan-masukan dan dukungan moral dalam penyelesaian makalah ini.

Tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan masukan, saran, ataupun kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para calon pendidik serta masyarakat Indonesia secara luas.
                                                                                               
Denpasar, 24 Mei 2012 
                                                                                                              


Penulis






DAFTAR ISI

BAB I PENDAHLUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
1.4. Manfaat Penulisan

BAB II PENJELASAN KONSEP
2.1. Perkembangan Bakat Anak
2.1.1. Pengertian Perkembangan Bakat Anak
2.1.2. Macam-Macam Bakat Pada Anak
2.1.3. Ciri-Ciri Bakat Pada Anak
2.1.4. Pengembangan Bakat Pada Anak
2.2. Cara Pengukuran Perkembangan Bakat Anak


BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN


1.1       Latar Belakang Masalah

Anak adalah titipan tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara umum anak mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang sesuai potensinya terutama dalam bidang pendidikan. Namun seringkali kita melihat perkembangan prestasi anak yang ternyata tergolong memiliki bakat istimewa. Menurut pakar psikologi pendidikan, Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, anak berbakat berbeda dengan anak pintar. “Bakat berarti punya potensi. Sedangkan pintar bisa didapat dari tekun mempelajari sesuatu,”

Setiap individu hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan, kecerdasan, bakat, minatnya, latar belakang dan lingkungan fisik serta sosial masing-masing siswa maka kemajuan belajar siswa yang setingkat (sekelas) mungkin tidak sama. Setiap anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini tidak bisa langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua harus mengenali dan memahami bakat yang dimiliki anaknya. Dengan memahami bakat anak, akan lebih mudah dan terarah dalam mengembangkannya.

Di dalam Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 3 tertulis : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kemudian pada Bab V pasal 12 ayat 1 point b tertulis setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.

Potensi yang dimaksud di atas bisa diartikan sebagai bakat, maupun minat siswa. Saat ini banyak remaja maupun dewasa yang tidak tahu akan bakat, maupun minatnya. Bila mereka tahu akan bakat dan minatnya sejak dini mereka mampu menjadikan bakat tersebut sebagai kekuatan maka dewasa nanti mereka bisa menjadi orang yang sukses. Adapun guru sebagai fasiliatator pembelajaran yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa alangkah baiknya dapat mengenali bakat apa yang dimiliki oleh siswanya. Selanjutnya guru berusaha mengembangkan bakat yang dimliki oleh anak agar kebanyakan dilema yang terjadi di masyarakat tidak terjadi lagi.

1.2       Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagimanakah proses berkembangnya bakat anak dan cara pengukurannya.

1.3       Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
2.      Dapat memahami bagaimana cara pengembangan bakat yang dimiliki anak dan cara pengukurannya.
3.      Untuk mengembangkan bakat yang ada pada anak sehingga dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri.

1.4       Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari makalah ini adalah :
1.      Diharapkan agar dapat memberikan manfaat berupa pengetahuan tentang pengembangan bakat pada diri anak.
2.      Dapat memahami jenis dan karakteristik anak berbakat yang dihadapi anak.


BAB II
PENJELASAN KONSEP


2.1       PERKEMBANGAN BAKAT ANAK

2.1.1.   PENGERTIAN BAKAT ANAK

Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih (Semiawan, dkk, 1984:1),

Wijaya (1988:66) menyatakan bahwa “bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus, misalnya: berupa kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik, dan lain sebagainya”. Dalam hal ini seseorang yang berbakat musik, misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai keterampilan musik tersebut. Untuk bisa terealisasi bakat harus ditunjang dengan minat, latihan, pengetahuan, pengalaman agar bakat tersebut dapat teraktualisasi dengan baik. Sehubungan dengan cara berfungsinya, ada 2 jenis bakat :
1.  Kemampuan pada bidang khusus (talent) misalnya bakat musik, melukis, dll.
2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan khusus misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan di bidang arsitek.

Bakat bukanlah merupakan trait atau sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat. Misalnya dalam bakat musik terdapat kemampuan membedakan nada, kepekaan akan keserasian suara, kepekaan akan irama dan nada.

Bakat baru muncul atau teraktualisasi bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan, sehingga mungkin saja terjadi seseorang tidak mengetahui dan tidak mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang latent.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang bersifat umum ataupun khusus. Namun bakat juga harus disertai dengan latihan khusus untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus.

2.1.2.   MACAM – MACAM BAKAT PADA ANAK

Setiap anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini tidak bisa langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua harus mengenali dan memahami bakat yang dimiliki anaknya. Dengan memahami bakat anak, akan lebih mudah dan terarah dalam mengembangkannya.

Memahami bakat anak merupakan langkah awal dalam membantu anak meraih masa depannya. Beberapa pakar psikologi memberikan pengertian tentang anak berbakat:
  1. Tannenbaum memandang keberbakatan dari empat klasifikasi yaitu kelangkaan, keunggulan (mengacu pada sensibilitas serta sensitivitas yang lebih tinggi), kuota (keterbatasan jumlah individu yang memiliki keterampilan) dan anomali.
  2. Renzulli berpendapat bahwa seseorang bisa dikatakan berbakat jika ia menunjukkan kemampuan diatas rata-rata, melakukan hal-hal yang kreatif dan memiliki tekad dalam melaksanakan tugasnya.
  3. Damon berpendapat bahwa bakat sangat dibutuhkan untuk berprestasi tinggi. Namun untuk berprestasi tinggi, bakat harus dikembangkan dengan kerja keras, keuletan serta latihan.
Pada dasarnya ketiga pakar tersebut setuju bahwa untuk mengembangkan bakat seseorang diperlukan pengakuan dan perhatian, pemberian kesempatan mengembangkan minat, kerja keras, keuletan serta latihan terus menerus. 
Namun ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengarahkan bakat ini:
  1. Sulitnya menemukan atau menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang sesungguhnya dimiliki oleh anak.
  2. Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus.
  3. Perubahan sistem pendidikan. Perubahan yang terlalu sering dapat menghambat proses belajar di lain pihak perubahan yang terlalu lambat akan terlalu banyak menunda perkembangan bakat anak.
  4. Intervensi sosial (sekolah). Disiplin kelas dan prinsip egalitarian yaitu pemerataan terhadap semua siswa dengan harus mengikuti kegiatan yang sama namun tidak diminati anak.
  5. Ketidak seimbangan evaluasi. Pandangan umum yang memandang keberbakatan berdasarkan skor IQ. Padahal IQ tidak menggambarkan bakat musik atau bakat olahraga seseorang. Sekolah sering kali menggolongkan anak yang berprestasi sebagai anak yang memperoleh nilai pelajaran yang baik. Akibatnya sekolah kurang memberikan perhatian kepada anak yang memiliki bakat yang tak terukur oleh standar IQ. 
Jenis-jenis Bakat dan Kepandaian
Ada banyak sekali pendapat mengenai macam-macam bakat. Berdasarkan Seorang pakar, bernama Donald Clifton (Dosen Psikologi di Univ Nebraska) dari Gallup Organization (2001) telah mengidentifikasi bahwa manusia memiliki 34 Tema Bakat. Semua bakat ini bersifat positif dan mengarah pada tumbuhnya produktifitas yang unggul. 34 Tema Bakat tersebut adalah :
1.   ACHIEVER : Memiliki stamina tinggi dan juga seorang pekerja keras. Mendapat kepuasan dari kesibukan dan produktivitas.
2.   ACTIVATOR : Mampu merealisasikan ide-ide atau gagasan menjadu suatu tindakan nyata. Cenderung tidak sabar.
3.   ADAPTIBILITY : Cenderung bisa mengikuti arus , mampu menjadi orang masa kini maupun menyiapkan untuk masa mendatang.
4.   ANALYTICAL : Cenderung mencari penjelasan dan sebab sesuatu terjadi. Punya kemampuan mencari tahu faktor-faktor yang mempengaruhi situasi.
5.   ARRANGER : Terorganisir, tetapi juga fleksibel. Senang berusaha memanfaatkan sumber-sumber yang ada agar menghasilkan produktivitas maksimal.
6.   BELIEF : Memiliki nilai-nilai atau prinsip yang cenderung menetap, dalam mencapai tujuan hidupnya.
7.   COMMAND : Mampu mengontrol situasi dan membuat keputusan.
8.   COMMUNICATION : Mampu menyampaikan gagasan melalui kalimat yang mudah dipahami, seorang lawan bicara dan presenter yang baik.
9.   COMPETITION : Selalu mengukur kemajuan dirinya dengan performa orang lain, berusaha menjadi nomor satu.
10. CONNECTEDNESS : Memiliki keyakinan dalam hubungannya dengan segala hal, meyakini bahwa kebetulan hanya sebagian kecil, setiap kejadian ada penyebabnya.
11. CONSISTENCY : Berusaha adil, dengan cara membuat aturan yang jelas.
12. CONTEXT : Senang memahami kejadian masa kini melalui sejarah.
13. DELIBERATIVE : Sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan atau menentukan pilihan, mengantisipasi kesalahan.
14. DEVELOPER : Mengenali potensi orang lain, memperhatikan perkembangan walaupun kesil, dan memperoleh kepuasan darinya.
15. DISCIPLINE : Menikmati bekerja dalam struktur dan rutinitas, bekerja dalam arahan/aturan.
16. EMPATHY : Mampu merasakan perasaan orang lain membayangkan dirinya berada di posisi orang lain.
17. FOCUS : Bekerja dengan tujuan, melakukan tindakan selama masih dalam koridor tujuan, membuat prioritas lalu bertindak.
18. FUTURISTIC : Terinspirasi oleh apa yang akan terjadi di masa mendatang, dan apa yang bisa dilakukan. Menginspirasi orang lain dengan visinya itu.
19. HARMONY : Mencari konsensus, tidak menyukai konflik, mencari jalan tengah.
20. IDEATION : Memiliki banyak ide, mampu menghubungkan fenomena yang berbeda.
21. INCLUDER : Mudah menerima orang lain, menunjukkan kepedulian terhadap orang yang merasa diasingkan, berusaha mengguyubkan.
22. INDIVIDUALIZATION : Tertarik dengan keunikan masing-masing orang, mampu melihat bagaimana orang yang berbeda-beda dapat bekerjasama secara produktif.
23. INPUT : Senang mengumpulkan dan mencari berbagai informasi
24. INTELLECTION : Memiliki daya intelektualitas tinggi, meminati diskusi-diskusi intelektual
25. LEARNER : Memiliki keinginan besar untuk belajar dan terus melakukan perbaikan.
26. MAXIMIZER : Cenderung fokus pada kekuatan untuk mendorong orang ataupun kelompok lebih maksimal, berusaha merubah sesuatu yang kuat menjadi super.
27. POSITIVITY : Antusias, mampu membuat orang lain tertarik dengan apa dilakukannya.
28. RELATOR : Menikmati hubungan dekat dengan orang lain, mendapat kepuasan mendalam dengan bekerja keras bersama teman dalam mencapai tujuan.
29. RESPONSIBILITY : Merasa apa yang dikatakan adalah apa yang akan dilakukannya, komitemen pada nilai-nilai seperti kejujuran dan kesetiaan.
30. RESTORATIVE : Cakap dalam mencari tahu penyebab masalah dan berusaha menyelesaikannya.
31. SELF-ASSURANCE : Percaya diri pada kemampuannya dalam mengatur hidupnya sendiri,yakin bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat.
32. SIGNIFICANCE : Ingin menjadi orang yang penting di mata orang lain, cenderung mandiri, dan ingin dikenal.
33. STRATEGIC : Membuat solusi alternatif atau antisipasi, dapat dengan cepat mengetahui hubungan dan isu-isu yang relevan.
34. WOO : Senang berhadapan dengan orang-orang, dan menjadi pusat perhatian. Memperoleh kepuasan dari memulai hubungan dengan orang lain.
Ternyata ada banyak sekali macam bakat yang ada, namun setelah penulis teliti ternyata seluruh bakat tersebut bila disederhanakan kembali ada kaitannya dengan 7 kecerdasan.
Hal ini pun didukung oleh pendapat Gardner, masing-masing dari kita memiliki sebuah kombinasi dari 7 kecerdasan. Setiap orang mempunyai kekuatan relatif dari tiap kecerdasan di atas sedemikian rupa sehingga orang tersebut cenderung menentukan pilihan aktifitas apapun yang dia sukai tanpa keterpaksaan. Kita menyebutnya sebagai bakat.
Lalu apa saja yang termasuk 7 kecerdasan itu. Di dalam buku Frames of Mind yang terbit tahun 1983, seorang psikolog bernama Howard Gardner menyimpulkan hasil risetnya yang mengatakan bahwa sedikitnya ada tujuh jenis kecerdasan :
1.   Kecerdasan linguistik, berkaitan dengan kemampuan bahasa dan penggunaannya. Orang-orang yang berbakat dalam bidang ini senang bermain-main dengan bahasa, gemar membaca dan menulis, tertarik dengan suara, arti dan narasi. Mereka seringkali pengeja yang baik dan mudah mengingat tanggal, tempat dan nama.
2.   Kecerdasan musikal, berkaitan dengan musik, melodi, ritme dan nada. Orang-orang ini pintar membuat musik sendiri dan juga sensitif terhadap musik dan melodi. Sebagian bisa berkonsentrasi lebih baik jika musik diperdengarkan; banyak dari mereka seringkali menyanyi atau bersenandung sendiri atau mencipta lagu serta musik.
3.   Kecerdasan logis-matematis, berhubungan dengan pola, rumus-rumus, angka-angka dan logika. Orang-orang ini cenderung pintar dalam teka-teki, gambar, aritmatika, dan memecahkan masalah matematika; mereka seringkali menyukai komputer dan pemrograman.
4.   Kecerdasan spasial, berhubungan dengan bentuk, lokasi dan mebayangkan hubungan di antaranya. Orang-orang ini biasanya menyukai perancangan dan bangunan, disamping pintar membaca peta, diagram dan bagan.
5.   Kecerdasan tubuh-kinestetik, berhubungan dengan pergerakan dan ketrampilan olah tubuh. Orang-orang ini adalah para penari dan aktor, para pengrajin dan atlet. Mereka memiliki bakat mekanik tubuh dan pintar meniru mimik serta sulit untuk duduk diam.
6.   Kecerdasan interpersonal, berhubungan dengan kemampuan untuk bisa mengerti dan menghadapi perasaan orang lain. Orang-orang ini seringkali ahli berkomunikasi dan pintar mengorganisasi, serta sangat sosial. Mereka biasanya baik dalam memahami perasaan dan motif orang lain.
7.   Kecerdasan intrapersonal, berhubungan dengan mengerti diri sendiri. Orang-orang ini seringkali mandiri dan senang menekuni aktifitas sendirian. Mereka cenderung percaya diri dan punya pendapat, dan memilih pekerjaan dimana mereka bisa memiliki kendali terhadap cara mereka menghabiskan waktu.
Berkaitan dengan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa jenis bakat dapat berupa bakat umum atau bakat khusus yang meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan berpikir kreatif-produktif, kemampuan dalam bidang seni, kemampuan psikomotorik, kemampuan psikososial (bakat kepemimpinan). Biasanya, setiap anak yang berbakat akan menunjukkan bakat yang menonjol yang dimilikinya.

2.1.3.   CIRI – CIRI BAKAT PADA ANAK
Banyak yang mengeluh mengalami kesulitan ketika menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang sesungguhnya dimiliki oleh anak. Untuk mengembangkan bakat seseorang kita harus tahu terlebih dahulu, ciri – ciri bakat yang dimiliki anak tersebut. Dengan mengetahui ciri – ciri bakat pada anak sebagai guru, kita akan lebih mudah untuk menilai bakat mana yang patut dikembangkan oleh anak. Hal inipun berfungsi untuk menghidari agar tidak terjadi salah praduga terhadap bakat anak. Adapun ciri – cirinya adalah sebagai berikut :
a.       Tidak merasa terpaksa untuk melakukan suatu hal bahkan lebih cenderung untuk senang melakukannya dan ada perasaan bahagia yang terpancar ketika melakukan, melihat atau bahkan hanya dengan mendengarnya saja
b.      Anak mampu berkonsentrasi terhadap hal tersebut, dan cenderung tekun.
c.       Mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap hal tersebut.
d.      Anak sudah mahir terhadap hal tersebut meski dia belum mendapatkan pelajaran khusus dari sekolah maupun dari rumah
e.       Setelah diberi pelajaran khusus, anak tersebut dapat dengan mudah menguasainya atau mudah menangkap apa yang diajarkan padanya tentang hal tersebut.
2.1.4.      PENGEMBANGAN BAKAT PADA ANAK
Banyak orang yang kurang memperhatikan bakat yang ada pada dirinya, padahal bakat merupakan modal yang sangat penting untuk sang anak ketika beranjak dewasa nanti. Ahli psikologi Abraham Maslow menemukan bahwa bakat yang terlahir dalam diri seseorang pada suatu saat akan timbul sebagai suatu kebutuhan, dan perlu mendapatkan perhatian serius.
Karena itulah, bakat perlu perhatian serius dan jangan dianggap remeh. Bila bakat seorang anak diperhatikan dengan serius, akan sangat baik demi kemajuan masa depannya. Apalagi bila si anak sudah dibimbing pengembangan bakatnya sejak kecil. Sebagai guru yang bertanggung jawab untuk perkembangan bakat sang anak. Guru harus mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk pengembangan bakat anak. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bakat sang anak :
1.            Perhatian
Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus. Sistem pendidikan yang menggunakan pola penyeragaman kurang baik untuk digunakan. Cernatilah berbagai kelebihan, ketrampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak.
2.            Motivasi
Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya agar anak lebih percaya diri. Dan tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya
3.            Dukungan
Dukungan sangat penting bagi anak, selalu beri dukungan terhadap mereka dan yakinkan mereka untuk tekun, ulet dan latihan terus menerus. Selain itu dukunglah anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.
4.            Pengetahuan
Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di bidang tersebut
5.            Latihan
Latihan terus menerus sangat baik untung perkembangan bakat anak agar bakat yang dipunya oleh anak lebih matang. Alangkah baiknya bila anak diikutsertakan dengan ekstra kurikuler atau beri kegiatan yang lebih agar anak bisa terus latihan dengan bakatnya tersebut.
6.            Penghargaan
Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.
7.            Sarana
Sediakan fasilitas atau sarana yang menunjang dengan bakat anak.
8.            Lingkungan
Lingkungan juga ikut mempengaruhi perkembangan bakat anak. Karena itu usahakan anak selalu dekat dengan lingkungan yang mendukung bakat anak
9.            Kerjasama
Kerja sama antara orang tua, guru maupun anak sangat diperlukan mengingat waktu anak di sekolah hanya sedikit dan waktu yang anak luangkan di rumah lebih banyak
10.        Teladan yang baik
Mengingat sikap anak yang selalu meniru, maka teladan yang baik sangat diperlukan. Misalnya kenalkan anak pada sosok Taufik Hidayat bila anak berbakat dalam bidang bulu tangkis, Justin Bieber bila anak berbakat dalam bidang menyanyi dan sebagaiannya.
Peran Sekolah dan Keluarga
           
Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang diharapkan dapat membantu anak-anak mencapai prestasi pendidikan yang baik. Namun disamping sekolah orang tua memiliki peran yang sangat berarti dalam mengembangkan bakat anak. Dipercaya bahwa adanya peran pengasuhan yang baik cenderung membuka peluang lebih besar bagi anak-anak untuk mengembangkan bakatnya sesuai dengan minat anak. Peran pola asuh keluarga yang dilandasi kasih sayang, dan disertai pemberian stimulasi (perangsangan) yang cukup dan sesuai dipercaya dapat melahirkan anak-anak yang berbakat.
            Kerja sama antara sekolah dan orang tua sangat dibutuhkan. Para orang tua bagi anak-anak yang berprestasi tinggi memberikan pola asuh yang baik disertai kehangatan, selanjutnya para guru memberikan pelatihan yang baik.

Apa yang orang tua bisa lakukkan di rumah:
  • Patoklah prestasi akademis sang anak, yang namun realistis buat anak.
  • Tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
  • Bicara dan bermain dengan anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
  • Berceritalah mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang terjadi di lingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai rutinitas harian anda, jelaskan apa yang anda lakukan dan mengapa. Doronglah anak untuk bertanya untuk anda jawab, atau bisa juga bantu dia untuk menjawabnya sendiri.
  • Perhatikan apa yang mereka suka lakukan, seperti hobi menggambar, melukis, atau menggunakan angka-angka. Bantu mereka mengembangkan kesukaan itu, dan cari tahu bagaimana mereka bisa mengikuti lomba di lingkungan sekitar atau di tingkat kota.
  • Bawa anak ke tempat-tempat dimana mereka bisa mempelajari hal baru, seperti pentas musik, museum atau galeri seni.
  • Cari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan bakat mereka.

2.2       CARA PENGUKURAN PERKEMBANGAN BAKAT ANAK

Menurut beberapa para ahli tes bakat itu dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.     F.S. Freeman : Tes bakat adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan potensial seseorang dalam suatu jenis kegiatan yang khusus dan dalam kisaran terbatas (1976).
2.     R.S. Chouhan : Tes bakat dapat didefinisikan sebagai suatu tes yang mengukur kemampuan potensi seseorang dalam suatu aktivitas dari jenis yang khusus dan dalam kisaran terbatas (1979).
3.     KI Fudyartanta : Tes Bakat adalah tes standar yang dirancang untuk mengukur kemampuan khusus yang istimewa (menonjol) pada seseorang (yang biasa disebut bakat). Tes bakat yang telah distandar disini dapat dipakai untuk mendiagnosa kemapuan seseorang pada bidang-bidang tertentu.

Dari pendapat-pendapat diatas, dapat di simpulkan bahwa tes bakat adalah tes yang mengukur prestasi atau kapasitas yang dapat dicapai seseorang dimasa depan. Dengan mengetahui bakat seseorang, maka proses pendidikan dapat diarahkan pada bidang-bidang yang sesuai, sehingga akan lebih mudah mencapai hasil. Adapun tujuan diadakannya tes bakat ini adalah:
1.     Untuk mengukur bakat atau kemampuan yang mungkin telah dikembangkan atau masih terpendam dan tidak dipergunakan.
2.     Dapat membantu seseorang untuk mengerti sesuatu yang mungkin dapat atau tidak dapat berhasil dikerjakannya.
Untuk mengetahui bakat seorang anak secara pasti dapat dilakukan dengan menggunakan tes bakat. Beberapa yang sudah dikenal antara lain :
1.      Tes Bakat DAT (Diffrential Aptitude Test)
Differential Aptitude Test (DAT), dikembangkan pada tahun 1947 oleh tokoh G. Bennet, H.G Seashore, A. G. Wesman dari Amerika dengan memandukan prosedur ilmiah dan prosedur pembakuan untuk mengungkap kemampuan (ability) pria dan wanita pada para siswa kelas IX SMP sampai dengan siswa kelas XII SMA/SMK untuk tujuan bimbingan kependidikan dan bimbingan karir. Tes ini juga digunakan dalam konseling pendidikan dan konseling karir bagi para remaja yang telah menyelesaikan pendidikannya di sekolah dan dalam penyaringan tenaga kerja. Tes ini juga dirancang untuk memenuhi keperluan para konselor dalam membantu memberikan layanan bimbingan dan konseling dan bagi para psikolog dalam membantu kliennya. Melalui tes ini dapat diukur berbagai aspek kemampuan seseorang, yaitu :
a.       Kemampuan verbal (Bahasa)
b.      Kemampuan berhitung (Matematika)
c.       Berpikir abstrak
d.      Hubungan ruang
e.       Kemampuan mekanis
f.       Kecepatan dan Ketelitian
Setelah para siswa memahami bakat-bakat yang dimilikinya berdasarkan profil hasil pengukuran tes bakat pembedaan yang diberikan kepada para siswa, maka secara langsung berperang sebagai bahan informasi yang bermakna dan akurat kepada siswa terutama dalam membantu mereka mengambil jenis-jenis keputusan yang bersangkut pautan dengan pemilihan program (jurusan) di SMA memilih studi lanjutan setelah tamat sekolah, serta karir-karir yang perlu dipertimbangkan untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah.
Bagi sekolah, skors tes bakat pembedaan ini akan bermakna, terutama untuk membantu menentukan siswa-siswa manakah yang cocok untuk ditempatkan dalam program-program atau kegiatan ekstrakurikuler tertentu.
2.      Tes Bakat GATB (General Apility Test Bateray)
The General Aptitude Test Battery (GATB) dikembangkan dalam tahun 1940 oleh united state employment service untuk memenuhi kebutuhan tes yang bisa dipergunakan untuk berbagai tujuan. Tes ini adalah hasil dari penelitian yang dilaksanakan beberapa tahun dalam karakteristik pekerja dan pengembangan tes. Tes bakat ini meliputi :
a.       Kemampuan verbal
b.      Penguasaan bilangan
c.       Penguasaan ruang
d.      Pegamatan bentuk
e.       Pengenalan tulisan dan
f.       Koordinasi gerak
Hasil-hasil tes GATB bermanfaat dalam bermacam-macam hal untuk membantu koselor (guru pembimbing) dalam memberikan bantuan terhadap klien, terutama untuk:
a.      Pemahaman diri klien yang lebih mendalam dalam hubungannya dengan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan bakat-bakatnya.
b.     Menentukan di mana klien berada, yang berhubungan dengan bakat-bakatnya, dalam berhubungan dengan orang lainnya dalam angkatan kerja.
c.      Menentukan potensi bakat klien untuk jabatan khusus.
d.     Menentukan potensi bakat-bakat klien untuk mengelompokkan jabatan.
e.      Menentukan potensi bakat klien dalam pendidikan dan pelatihan tertentu.


BAB III
KESIMPULAN

3.1       Simpulan
Bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang bersifat umum ataupun khusus. Namun bakat juga harus disertai dengan latihan untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus.
Adapun bakat yang dimiliki anak meliputi bakat linguistic, bakat musical, bakat logis – matematis, bakat spasial, bakat kinestetik, bakat interpersonal dan bakat intrapersonal. Ciri – ciri anak yang berbakat pada suatu hal adalah senang melakukan hal tersebut, berkonsentrasi, rasa ingin tahu yang sudah besar, memiliki kemampuan yang lebih pada bidang itu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan bakat sang anak yaitu perhatian, motivasi, dukungan, pengetahuan, latihan, penghargaan, sarana, lingkungan, kerjasama, teladan yang baik


 
DAFTAR PUSTAKA


Dalyono Drs. M. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 2010.
Yusuf L.N Syamsu,Sugandhi Nani M. Perkembangan Peserta Didik. PT Raja Grafindo Persada. 2011.
http://arihdyacaesar.wordpress.com/2010/01/13/resume-bakat-konsep-indikator-pengukuran/
http://kherryswork.blogspot.com/2011/11/macam-macam-bakat-anak-dan-tips-untuk.html
http://mira-seplita.blogspot.com/2011/12/tes-bakat.html
http://www.yahyapramana.com/mau-tahu-apa-bakat-kita.html
http://adehi-infotion.blogspot.com/2010/04/34-tema-bakat-manusia.html

0 comments:

Post a Comment